Rabu, 30 Oktober 2013

Analisis Hotel Mewah Bintang 6 Rp 4 Triliun Dibangun di Gatot Subroto Jakarta

    Grup Rajawali dengan perusahaan pengelola dana asal Singapura yaitu GIC, bekerjasama membeli gedung perkantoran kelas A di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Di proyek itu, Rajawali juga membangun sebuah hotel mewah bintang 6, St. Regis senilai US$ 400 juta atau Rp 4 triliun.

     Hotel mewah dibangun oleh Greenland Rajawali Utama, perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai Grup Rajawali. Selain hotel, retail podium yang diperuntukkan sebagai pusat spesialisasi makanan dan minuman juga ada di proyek ini. Konstruksi proyek ini telah dimulai dan ditargetkan untuk selesai pada akhir tahun 2015.

    Proyek perkantoran dirancang oleh Pelli Clarke Pelli Architect. Komponen gedung perkantorannya sendiri juga telah dirancang untuk memiliki tata lantai yang efisien dan akan memperoleh sertifikat Green Mark GoldPlus yang ditentukan oleh Singapore Building and Construction Authority.

    GIC senang dapat bermitra dengan Rajawali Corpora dalam proyek ini. Gedung perkantoran ini merupakan tambahan yang baik bagi portofolio aset global kami yang berlokasi di daerah strategis di kota-kota besar dunia. Permintaan terhadap ruang perkantoran yang berkualitas tinggi di sentra bisnis Jakarta menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan. Kami percaya bahwa GIC sebagai investor jangka panjang dapat meraih peluang dimaksud bersama dengan mitra-mitra yang sepermikiran

     Sementara Hotel St Regis yang akan dibangun, adalah merupakan hotel pertama di Jakarta yang seluruh kamarnya merupakan suite rooms. Gedung perkantorannya, yang juga sedang dalam proses pembangunan, adalah salah satu dari sedikit gedung berstandar kelas A internasional di Jakarta dan diyakini akan menjadi tujuan utama bagi perusahaan-perusahaan internasional, konglomerat lokal dan institusi keuangan. Lokasi persis bangunan ini adalah di samping Museum Satria Mandala.

     Analisisnya, Jakarta merupakan pusat bisnis yang berkembang pesat dan menawarkan peluang dan potensi yang sangat besar. Akan tetapi, Jakarta masih kekurangan proyek trendsetter yang terintegrasi dan dengan standar internasional. Dengan proyek ini, akan memulai transformasi Jakarta untuk menjadi sebuah pusat bisnis dan finansial yang strategis di kawasan regional.
                                                                                             
 Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/10/30/151839/2399504/1016/hotel-mewah-bintang-6-rp-4-triliun-dibangun-di-gatot-subroto-jakarta

Nama  : Desi Fitriana
Kelas  :  4EB17
Npm   :  29210480
Tugas :  Softskill (Bahasa Indonesia 2) 


Analisis MUI Ingin Jadikan Indonesia Pusat Industri Halal Dunia



      Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Kondisi ini adalah peluang menjanjikan untuk menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia.

     "Saya ingin Indonesia sebagai pusat halal dunia. Kenapa? Karena konsumen muslim kita mencapai 200 juta orang, lalu banyaknya aneka macam produk seperti makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan yang bersertifikasi halal," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin saat membuka acara Indonesia Internasional Halal Expo (INDHEX) 2013

     Kemudian, Ma'ruf berkomitmen menjadikan sektor pariwisata Indonesia mempunyai standar syariah. Salah satu cara yang akan dilakukan adalah, memberikan label halal kepada restoran yang ada di Indonesia. Cara ini dilakukan, karena makanan adalah salah satu daya tarik wisatawan asing datang ke Indonesia.

     Kita bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat standar pariwisata syariah yang dibutuhkan para wisatawan. Salah satunya nanti kita masuk dan membina restoran, hotel, dan ketering yang akan kita labelkan sertifikat halal. Ketersedian restoran halal sangat penting untuk mencari makanan halal agar tidak menyulitkan wisatawan saat mencari makanan yang aman dan tentunya halal.

    Analisisnya, Potensi keuntungan ekonomis pengenaan label halal di seluruh dunia saat ini cukup besar. Tetapi justru yang menguasai adalah negara yang mayoritas penduduknya bukan beragama muslim, seperti Amerika Serikat dan Eropa.

     Label halal menjadi tren di seluruh dunia saat ini. Potensinya keuntungan ekonomis per tahun mencapai US$ 650 miliar terutama atas produk halal yang ada di seluruh dunia. Dari jumlah itu ternyata banyak dikuasai Amerika Serikat dan Eropa yang mayoritas penduduknya bukan muslim. Itu artinya label halal telah memenuhi standar keamanan dan kesehatan suatu produk

Sumber:  http://finance.detik.com/read/2013/10/30/164409/2399709/1036/mui-ingin-jadikan-indonesia-pusat-industri-halal-dunia

Nama  : Desi Fitriana
Kelas  :  4EB17
Npm   :  29210480
Tugas :  Softskill (Bahasa Indonesia 2) 

Analisis Indonesia dalam Status Darurat SDM



     Pemerintah menyatakan, Indonesia sedang dalam kondisi darurat sumber daya manusia (SDM). Indonesia kekurangan tenaga kerja profesional dengan keterampilan dan daya saing tinggi.

     Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, sulit bagi SDM Indonesia untuk bersaing dalam penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC).

     Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9 tahun. Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015.

     Pada era dibukanya pasar barang dan jasa tingkat ASEAN, maka keluar-masuknya tenaga kerja antar negara ASEAN tidak terbendung lagi, dan akan saling berkompetisi merebut kue ekonomi di tiap negara.

     Analisisnya, Untuk tenaga kerja dari negara AEC yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi dari anggota lainnya tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi di dalam AEC. Ini yang harus diwaspadai SDM Indonesia setahun ke depan," kata Muhaimin. Pendidikan setinggi apapun bila tidak disertai kompetensi yang tinggi, maka akan dikalahkan oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih, sekalipun hanya memiliki ijazah jenjang pendidikan lebih rendah

Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/10/30/161901/2399667/4/indonesia-dalam-status-darurat-sdm

Nama  : Desi Fitriana
Kelas  :  4EB17
Npm   :  29210480
Tugas :  Softskill (Bahasa Indonesia 2)  
                                                                                             


Analisis Jakarta Juara Penerbangan Murah Terbanyak di Asia



     Jumlah penumpang pesawat terbang di Asia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Banyaknya maskapai penerbangan murah (low-cost carrier) di kawasan ini menjadi pemicunya.

     Amadeus, penyedia jasa teknologi untuk industri jasa perjalanan dunia memaparkan hasil riset menarik dari perkembangan penerbangan murah di dunia.

  Hasil analisis Amadeus pada semester I-2013 menunjukkan Indonesia, India, Thailand, dan Malaysia menyumbang lebih dari 50% pertumbuhan kapasitas penerbangan murah global yang tumbuh 6,8%.

    Sementara London masih tetap mempertahankan posisinya sebagai kota dengan kapasitas penerbangan murah terbesar di dunia dengan menyediakan 15 juta kursi.

     Analisnya, Di Asia sendiri penguasanya adalah Indonesia, dengan menyediakan kapasitas maskapai penerbangan murah yang mencapai 12,3 juta kursi. Disusul dengan India yang menyediakan 3 juta kursi dan Thailand yang menyediakan 2 juta kursi. Asia menunjukkan pertumbuhan penerbangan murah paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Pertumbuhan secara keseluruhan meningkat 28% menjadi 129 kursi

Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/10/30/111337/2399178/1036/jakarta-juara-penerbangan-murah-terbanyak-di-asia?f990101mainnews

Nama  : Desi Fitriana
Kelas  :  4EB17
Npm   :  29210480
Tugas :  Softskill (Bahasa Indonesia 2)