Penalaran Deduktif
Nama : Desi Fitriana
Kelas : 3EB17
Npm : 29210480
Tugas : Softskill
Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu
pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan dasar tersebut
merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan
dasar tersebut.
II. Silogisme
Pengertian Silogisme
Silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan
(yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal),
suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan
yang mendahuluinya.
Macam-Macam Silogisme
A. Silogisme Kategorik
Adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik ,
Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus
merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti
bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga
proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan
umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari
pangkalan umumnya, tetapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih
khusus dari permasalahan umumnya. Dengan demikian satu pangkalan umum
dan satu pangkalan khusus dapat dihubungkan dengan berbagai cara, tetapi
hubungan itu harus diperhatikan kwalitas dan kwantitasnya agar kita
dapat mengambil konklusi yang valid.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati.
Semua manusia adalah makhluk hidup.
Pangkalan umum di sini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan
universal yang ditandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk menegaskan
sifat yang berlaku bagi makhluk hidup secara menyeluruh. Pangkalan
khusussnya adalah proposisi kedua, meskipun ia juga merupakan pernyataan
universal ia berada di bawah aturan pernyataan pertama sehingga dapat
kita simpulkan : semua manusia pasti akan mati.
B. Silogisme Hipotetik
Adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan
atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya .
Sebenarnya silogisme hipotetik tidak memiliki premis mayor maupun
primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem
predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term
subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya
dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin
pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di
pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara
analog , karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum ,
maka kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor.
Kita menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor ,
tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus.
Macam tipe silogisme hipotetik :
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang hujan.
Jadi saya mengenakan jas hujan.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang air sungai telah meluap.
Jadi hujan telah turun.
c) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin Halid mundur.
Jadi kerusuhan tidak akan timbul.
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti :
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
C. Silogisme Alternatif
Bentuk Silogisme Alterantif :
- Memiliki premis mayor dan premis minor.
- Premis mayor menggunakan ungkapan alternatif.
- Premis minor menolak salah satu pilihan.
- Memiliki satu konklusi.
Misal :
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan A
Konklusi : B
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan B
Konklusi : A
III. Entimen
Pengertian Entimen
Entimen ialah silogisme yang dipendekkan.
Contoh :
Manusia pasti akan mati karena manusia adalah makhluk hidup.
Sumber :
http://okkiprasetio.blogspot.com/2011/03/penalaran-deduktif.html
http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://hadirukiyah2.blogspot.com/2009/09/silogisme-pengertian-bagian-bagian-dan.html
dali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/860/Bab+6.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar