Senin, 24 Maret 2014

Akuntansi Internasional (Softskill)

BAB 6
TRANSLASI MATA UANG ASING

6.1       Alasan-alasan Untuk Melakukan Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seperti pembelian barang dagang dari Cina oleh sebuah importer Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang.

6.2       Pemahaman Translasi
            Perkembangan Akuntansi Translasi
Sebelum 1965, praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin No 4 (ARBD No 4), yang kemudian diterbitkan kembali dalam ARB NO. 43. Pada tahun 1965-1975, ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Pada 1975-1981 untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No. 8 yang kontroversial pada tahun 1975. Dan sejak tahun 1981 hingga kini, tepatnya pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar public terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkan. Menaggapi ketidakpuasan public tersebut, FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan, setelah melalui banyak pertemuan public dan dua draft sementara, menerbitkan Statement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981 
              
           Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historis (historical) adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh. Ketiga, kurs rata-rata (average) yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau nilai tukar historis. Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
 
           Translasi Mata Uang Asing
1.     Metode kurs tunggal, menerapkan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini / kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui.
2.   Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi diantaranya :
      Metode Kini-NonKini, Metode Moneter-Nonmoneter dan Metode Temporal 

Pengaruh Laporan Keuangan 
      Metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam. Yang lebih penting lagi, laba terkait operasi yang dilaporkan sebelum translasi mata uang sangat mungkin akan berubah dilaporkan menjadi kerugian atau laba yang jauh lebih rendah setelah translasi. 

          Keuntungan dan Kerugian Translasi
   1. Penagguhan : Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang 
   2. Penagguhan dan Amortisasi : Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait. 
  3.Penagguhan Parsial : Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan
   4.Tidak Ditangguhkan : Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penagguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesetkan

Translasi Apabila Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional 
          Jika mata uang fungsional merupkan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Prosedur kurs kini sbg berikut :  
    1.      Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca 
    2.      Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi 
    3.      Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi

     Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi 
          Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah. Penilaian dolar yang lebih biasanya merendahkan kekuatan laba aktual dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi local dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi disuatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. 
 
     Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain 
           Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No. 52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancer nonmoneter untuk anak perusahaan di negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.   

6.3  Latar Belakang dan Terminologi
       Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
            Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. 
           Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal dimasa depan. Sedangkan transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.

 Nama  :  Desi Fitriana
 Kelas   :  4eb17
 Npm    :  29210480
 Tugas  :  Akuntansi Internasional (Softskill)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar