Air di Bumi Berasal dari Tabrakan Asteroid?
Tim
peneliti dari Tohoku University, Jepang, mengungkapkan bahwa sebagian besar
kandungan air di Bumi berasal dari tabrakan dengan asteroid pada 4,6 miliar
tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah Tata Surya terbentuk.
Temuan
baru itu didapat oleh tim peneliti setelah mempelajari meteorit Tagish Danau
yang jatuh ke Bumi pada Januari tahun 2000 lalu. Meteorit itu dikenal sebagai
jenis batuan chondrite karbon yang berasal dari asteroid yang ada di antara
Mars dan Jupiter.
Dengan
menggunakan mikroskop elektron tim peneliti mengamati partikel kecil magnetik
di meteorit tersebut dan menemukan adanya unsur kristal koloid. Kemudian, kristal-kristal
itu terbentuk dan bertransisi menjadi air setelah mengalami perubahan dari es
ke uap. Itu menunjukkan curah air di induk asteroid mulai menghilang pada tahap
awal pembentukan Tata Surya.
Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu, kandungan air di Bumi dipasok oleh asteroid pada
periode awal terbentuknya planet ini, sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Jadi,
bukan pada tabrakan asteroid besar yang terjadi pada ratusan juta tahun dan
hasilnya membuktikan bahwa induk asteroid telah kehilangan sebagian besar
kandungan air setelah mengalami tabrakan dengan Bumi. Sementara
asteroid yang menabrak Bumi pada beberapa ratusan juta tahun lalu itu relatif
sudah kering dari kandungan air (sebelum menabrak Bumi).
Penelitian
lainnya juga mendukung temuan ini. Sebuah makalah yang diterbitkan di Jurnal
Science mengungkapkan bahwa air di Bulan dan Bumi berasal dari sumber yang
sama. Sederhananya, pada 4,5 miliar tahun lalu ada sebuah asteroid yang menabrak Bumi
kemudian menyebarkan puing-puingnya ke Bulan.
Nama : Desi Fitriana
Kelas : 4EB17
Npm : 29210480
Tugas : Softskill (Bahasa Indonesia 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar